28 Oktober 2010

Dia Kembali Untuk Pergi

Sore itu Rio berjalan-jalan di sekitar komplek barunya. Baru tadi pagi Rio pindah di komplek itu. Sore itu begitu indah, Rio berjalan dengan santai sambil sesekali bernyanyi kecil. Namun langkah Rio terhenti saat mmelihat seorang gadis yang duduk diatasayunan sambil menatap langit. Entah apa yang dipikirkan gadis itu, dia hanya termenung sambil sesekali berayun. Lalu Rio menghampiri gadis itu, Rio duduk di ayunan sebelah ayunan gadis itu. Rio ikut-ikutan menatap langit jingga yang begitu indah. Gadis itu hanya diam saja, seakan kehadiran Rio tak dia rasakan. Rio menoleh ke gadis itu, sesaat menatap wajah gadis itu yang kosong tanpa ekspresi. Kemudian Rio kembali menatap langit dan bernyanyi. Belum selesai Rio bernyanyi, gadis itu beranjak dari ayunannya. Dia terdiam sesaat dan menatap Rio dengan tatapan yang begitu dalam dan berarti. Tiba-tiba gadis itu berlari meninggalkan Rio.
“Hey... Tunggu...!! Nama kamu siapa??”teriak Rio.
Tapi teriakan Rio tak dihiraukan oleh gadis itu. Gadis itu terus berlari meninggalkan Rio. Rio kembali duduk di ayunan itu, sesekali Rio menatap langit dan teringat akan gadis yang ditemuinya tadi.
Karena hari telah larut Rio memutuskan untuk kembali pulang. Rio langsung menuju kamarnya lalu duduk di pinggiran kasur. Pikirannya kosong, sesekali Rio menatap sebuah foto yang terletak di atas meja belajarnya. Rio tertunduk, dia mengeluarkan sebuah kalung dari balik bajunya. Sebuah kalung berliontinkan cincin dengan tulisan V&R dibaliknya.
Keesokan harinya Rio sudah siap untuk berangkat ke sekolah barunya. Dengan sebuah honda jazz hitam dia melaju ke sekolah barunya. Setibanya di sekolah dia memarkirkan mobilnya kemudian berjalan menuju ruang kepala sekolah. Tapi Rio menghentikan langkahnya saat melihat gadis yang ditemuinya kemarin sore. Rio menghampiri gadis itu dan duduk di sebelah gadis itu. Gadis itu mendongak menatap langit. Lagi-lagi Rio ikutan menatap langit, tiba-tiba gadis itu beranjak dari tempatnya. Gadis itu menatap Rio dengan tatapan yang sama seperti saat itu. Dan kemudian gadis itu berlari meninggalkan Rio.
“Hey... Tunggu..!!”teriak Rio.
Teriakan Rio tak dihiraukan sama sekali oleh gadis itu.
‘Lagi-lagi dia ninggalin gue. Belum juga gue kenalan sama dia, eh... dianya udah pergi. Kenapa juga gue tadi ikutan natap langit, coba dari tadi gue ajak dia kenalan, pasti gue gak akan penasaran gini kan..’kata Rio dalam hati.
Lalu Rio beranjak dari tempatnya, dan menuju ke ruang kepala sekolah. Sambil berjalan Rio melihatruangan-ruangan yang dia lewati. Rio memperhatikan setiap nama ruangan yang telah dia lewati. Rio menghentikan langkahnya saat melihat sebuah pintu yang diatasnya bertuliskan ‘Headmaster’. Lalu Rio mengetuk pintu ruangan itu.
“Silahkan masuk...”kata seseorang dari dalam.
Perlahan Rio membuka pintu ruangan itu.
“Selamat pagi...”sapa Rio.
“Pagi.. Mario ya..? Ayo masuk..”kata kepala sekolah.
“Iya pak..”sahut Rio.
Lalu Rio duduk didepan bapak kepala sekolah. Saat Rio menoleh ke seseorang yang berada di sampingnya, Rio sangat kaget. Ternyata gadis yang ditemunya sedang duduk di sebelahnya.
“Ify tolong antarkan Rio kekelasnya ya.. Dia sekelas dengan kamu kan..??”kata kepala sekolah.
“Baik pak..”sahut gaadis itu singkat.
“Mario kamu ikut dengan Ify, dia akan mengantarkan kamu ke kelas..”kata kepala sekolah
“Baik pak.. Terima kasih..”sahut Rio
Lalu Rio berjalan di belakang Ify. Rio mencoba menyamakan langkah.
“Nama lu Ify ya..??”tanya Rio.
Ify hanya diam saja. Pertanyaan Rio tak ia hiraukan.
‘Ih... Ni anak gagu ato apa sih..? Dari tadi gue ngomong gag ditanggepin.. Huft..’batin Rio.
Mereka berdua terus berjalan dan berhenti di sebuah pintu bertuliskan ‘X3’. Lalu Ify mengetuk pintu dan masuk kedalam.
“Selamat pagi..”sapa Ify.
“Oh.. Ify, silahkan masuk. Mana murid barunya?”tanya guru study.
“Itu bu..”sahut Ify sambil menunjuk ke arah luar.
“Oh.. Silahkan masuk Mario..”kata guru study.
“Eh.. Iya bu..”sahut Rio bingung.
“Makasih ya Ify..”kata guru study.
Ify hanya membalas senyuman.
“Mario, ayo perkenalkan dirimu..”kata guru study.
“Eh.. Iya bu.. Hay semua, kenalkan nama saya Mario Stevano Aditya Haling. Kalian bisa memanggil saya Rio. Saya pindahan dari Jogja, sebelumnya saya pindahan dari Surabaya, Banten, Semarang, Bandung, Lampung, Makasar, Medan, Lombok, Aceh, Bali, dan Manado...”kata Rio.
Murid-murid yang mendengarnya tercengang. Tapi malah cewek-cewek di kelas itu senyum-senyum gak jelas, kecuali Ify. Tetap dengan ekspresi datarnya sambil melihat ke luar jendela. Rio terus menatap Ify. Dia merasa ada sesuatu yang ganjal di diri Ify.
“Oh iya, gue suka main gitar dan nyanyi. Salam kenal semuanya, mohon kerja samanya ya..”sambung Rio mengakhiri perkenalannya.
“Kamu bisa duduk di sana..”kata guru study sambil menunjuk bangku Ify.
“Dengan Ify bu..?”tanya Rio lagi.
“Iya..”sahut guru study.
Lalu Rio berjalan menuju bangku Ify. Ify masih melihat ke luar jendela, lalu Rio duduk di sebelah Ify.
“Hey..! Lihat apaan sih lu..?”tanya Rio.
“Bukan urusan lu..!!”sahut Ify jutek.
Rio jadi bingung sendiri. Dia jadi serba salah, Rio ingin sekali kenal sama Ify tapi tiap kali Rio berbicara pada Ify dia di jutekin. Akhirnya Rio memilih untuk diam.Sepanjang pelajaran Rio dan Ify hanya saling membisu. Tak ada pembicaraan diantara mereka. Sesekali Rio melihat ke arah Ify. Tapi tatapan Ify terus lurus kedepan dengan raut muka tanpa ekspresi.
Saat bel istirahat berbunyi Rio berniat mengajak Ify kekantin bareng. Tapi sebelum Rio mengajak Ify, Ifyh telah lebih dulu beranjak dari tempatnya.
“Eh.. Mau kemana fy..?”tanya Rio.
“Bukan urusan lo..!!”sahut Ify yang lagi-lagi jutek.
Ify berjalan keluar kelas, Rio mengikutinya.
“Lu mau kemana sih..?”tanya Rio yang terus berusaha menyamakan langkah.
“Ngapain lu ikutin gue..?”kata Ify jutek.
“Bukan urusan lu..”sahut Rio ikut-ikutan Ify.
Ify berhenti di hadapan Rio dan menatap Rio dengan tatapan yang sama seperti saat itu. Lalu Ify masuk ke dalam sebuah ruangan, Rio yang masih terdiam segera mengikuti Ify. Ternyata Ify masuk ke dalam ruang musik. Rio mencari Ify di dalam ruangan itu. Tiba-tiba terdengar suara alunan piano yang begitu indah. Nada-nadanya sudah tak asing lagi buat Rio, itu lagu kesukaannya. Lalu Rio bernyanyi sambil berjalan menuju tempat Ify.
“Tetaplah menjadi bintang dilangit.. agar cinta kita akan tetap abadi.. biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini.. menjadi saksi cinta kita... berdua... Menjadi....”
Belum selesai Rio bernyanyi Ify menghentikan permainan pianonya.
“Kok udahan sih fy.. Titik puncak nih..”kata Rio sedikit kecewa.
Ify beranjak dari tempatnya, tepat berdiri di hadapan Rio. Sekali lagi Ify menatap dengan tatapan yang sama. Entah kenapa saat Ify menatapnya seperti itu, Rio seakan tak dapat berkutik. Tubuhnya serasa beku, dan bibirnya tak sanggup berbicara lagi. Saat Ify menatap Rio dengan tatapan seperti itu, Rio merasa sangat merindukannya, dan terlintas sebuah penyesalan. Entah penyesalan apa itu. Saat Rio terdiam tiba-tiba Ify berlari meninggalkan Rio.
“Ify... Tunggu....”teriak Rio yang menyadari Ify meninggalkannya.
Tapi sayang Ify telah hilang dari pandangannya. Lalu Rio keluar dari ruangan itu. Rio berjalan seperti biasa, seakan tak terjadi apapun. Sesekali Rio melemparkan senyuman ke teman-teman barunya. Lalu Rio menuju taman sekolah dan duduk di sebuah kursi taman yang dimana saat itu di duduki Ify.
Pikiran Rio melayang. Dia terinyat akan masa kecilnya, masa kecil yang begitu indah. Tujuh tahun lalu saat dia sedng bersama seseorang, dia memandang lagit hitam yang ditaburi bintang di tepi pantai. Mereka menyanyikan lagu ‘Kasih Tak Sampai’, lagu kesukaan Rio.
“Vano...”kata sahabat kecil Rio saat itu.
“Hm...”sahut Rio.
“Vano gak akan ninggalin Riry kan..?”tanyanya.
“Vano janji Ri..”kata Rio.
“Kalau Vano niggalin Riry.. Riry pasti akan kesepian..”kata anak itu.
“Meski kita berpisah, selamanya hati kita satu..”kata Rio.
“Kalau kita berpisah.. Vano akan selalu ada di hati Riry..”kata anak itu.
“Riry juga akan selalu di hati Vano..”sahut Rio.
Tak terasa air mata Rio menetes.
‘Maafin Vano Ry.. Vano udah ninggalin kamu tanpa kabar.. Gimana keadaan kamu sekarang Ry.. Aku rindu kamu Ry.. Masihkah kita bisa bertemu Ry...’batin Rio.
Lamunan Rio pecah saat mendengar suara bel berbunyi. Rio menghapus air matanya kemudian berjalan menuju kelasnya. Saat Rio akan berbelok ke koridor seorang cewek dari arah berlawanan berjalan dengan terburu-buru, alhasil Rio menabrak cewek itu.
“Eh.. Aduh.. Sorry ya, gue gak sengaja..”kata Rio.
“Iya gak papa..”sahut cewek itu.
Saat melihat cewek itu Rio sangat kaget, ternyata itu Ify.
“Fy.. lo gak papa kan..?”tanya Rio panik sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Ify berdiri.
“Gue bisa sendiri...”sahut Ify dan berdiri sendiri dari tempatnya.
Ify berdiri tepat di depan hadapan Rio, lagi-lagi Ify menatap Rio dengan tatapan itu. Kemudian Ify berlari meninggalkan Rio, tapi Rio menahan Ify.
“Fy.. Lo tu kenapa sih..? Napa lo bersikap gini sama gue..?”tanya Rio sambil memegang tangan Ify.
“Itu bukan urusan lo..!!”sahut Ify sambil menarik tangannya kembali.
Kemudian Ify berjalan meninggalkan Rio. Rio mengejarnya.
“Fy.. lo kenapa sih..?”tanya Rio yang terus mengejar Ify.
“Mau lo apa sih..?”sahut Ify sambil terus berjalan.
“Gue mau jadi temen lo..”sahut Rio.
“Lu gak tau gue..”kata Ify yang tak juga menghentikan langkahnya.
“Oleh karena itu fy, gue ingin kenal sama lo.. Gue pingin tau apa yang ngebuat lo bersikap dingin sama gue..”kata Rio menghentikan langkahnya.
Ify menghentikan langkahnya. Ify berjalan mendekati Rio yang telah lebih dulu berhenti. Ify menatap Rio dengan tatapan itu lagi.
“Ini bukan urusan lo..”kata Ify.
“Tapi fy....”sahut Rio ragu.
“Lu gak tau apa yang gue rasain..!!”bentak Ify.
Tiba-tiba air mata Ify menetes. Rio hanya tercengang. Ify berlari meninggalkan Rio, sementara Rio masih berdiri di tempatnya. Rio tak juga beranjak dari tempatnya, langkah kakinya seakan berat. Saat melihat Ify meneteskan air matanya, seakan hati Rio ikut menangis.
‘Fy.. lo itu siapa..? Kenapa hati gue berkata kalau lo sangat berarti buat gue fy..’batin Rio.
Rio terdiam sejenak, lalu dia kembali ke kelasnya. Rio berjalan dengan penuh kegelisahan, dengan langkah begitu gundah Rio memasuki ruang kelasnya. Lalu Rio duduk di bangkunya. Tapi tak ada Ify disamping Rio, bahkan barang-barangnya pun tak ada. Hingga bel pulang Ify tak memasuki ruang kelas.
‘Fy.. lo kemana..? lo marah sama gue..?’batin Rio.
Rio berjalan dengan malas menuju mobilnya yang terparkir di parkiran sekolah. Rio membuka pintu mobilnya dan masuk kedalam mobilnya. Rio merebahkan tubuhnya di jok mobilnya. Lalu beberapa saat setelah Rio menenangkan pikirannya, dia menghidupkan mesin mobilnya kemudian dia melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah. Ditengah perjalanan kebosanan melanda, lalu Rio memutar lagu kesukaannya sambil sesekali bernyanyi kecil.
Tak beberapa lama kemudian Rio memasuki komplek perumahannya, saat melewati taman komplek dia melihat seseorang yang sedang duduk di ayunan. Rio menghentikan mobilnya kemudian dia turun dan menghampiri orang itu, yang tak lain dan tak bukan adalah Ify. Lalu Rio duduk di ayunan sebelah Ify.
“Maafin gue...”kata Rio pelan.
“Untuk apa..?”sahut Ify.
“Untuk semuanya yang udah gue lakuin sama lo..”kata Rio sambil tertunduk.
Ify hanya diam saja, sesekli dia berayun kecil. Tapi pandangan Ify masih tertuju pada langit biru yang begitu indah.
“Gue nyanyi ya fy...”kata Rio.
“Nyanyi aja..”sahut Ify santai.
Tak tampak ekspresi apapun dari wajah Ify. Dia hanya terus menata langit.
“Begitu banyak bintang... sebanyak pertanyaanku... tentang kamu..”
Belum selesai Rio menyanyi Ify memotongnya.
“Yo...”kata Ify pelan.
“Hm..”sahut Rio.
“Kenapa lu pingin kenal sama gue..?”tanya Ify yang terus memandang langit.
“Gue gak tau fy.. Gue ngerasa lo berarti banget buat gue..”jawab Rio.
“Itu juga yang gue rasain yo...”kata Ify.
“Maksud lo fy..?”tanya Rio ragu.
“Gue rasa lo itu sekeping dari masa lalu gue..”kata Ify.
“Gue gak negrti fy..”sahut Rio bingung.
“Hm.. lupain ajah..”kata Ify.
Rio hanya bingung memikirkan perkataan Ify itu. Sementara Ify terus menatap langit, tak sekalipun Ify memalingkan wajahnya ke Rio.
“Fy.. pulang yuk, udah sore ni..”ajak Rio.
“Ya pulang aja yo..”sahut Ify.
“Gue anterin lu pulang ya..”kata Rio.
“Gak usah.. Gue bisa pulang sendiri, rumah gue deket sini..”sahut Ify.
“Tapi fy...”kata Rio ragu.
“Udah sana pulang aja..”kata Ify.
“Gue duluan ya fy..”kata Rio.
Ify hanya mengangguk, matanya terus menatap langit. Sambil berayun kecil. Dan Rio pun meninggalkan Ify. Lalu Rio segera menuju mobilnya dan berjalan menuju rumahnya. Setibanya di rumah Rio langsung merebahkan tubuhnya dikasur.
‘Fy... lo itu siapa..? Perkataan lo tadi bikin gue bingung.. Sekeping masa lalu lo..? Berarti lu pernah kenal gue.. Ato.. Gue bingung fy..’batin Rio.
Pikirannya sangat penat, hatinya sangat gundah. Lalu Rio tertidur di atas ranjangnya.
Keesokan harinya Rio berangkat ke sekolah menggunakan motornya. Saat melewati taman komplek dia melihat Ify yang duduk di atas ayunan. Lalu Rio menghampirinya.
“Fy.. Gak berangkat sekolah..?”tanya Rio yang berdiri di samping Ify.
Siva tak menjawab pertanyaan Rio. Lalu Rio menarik tangan Ify. Ify nurut ajah sma Rio.
“Naik gih..”kata Rio.
“Naik motor..?”tanya Ify ragu.
“Yap.. Buruan ntar telat lagi...”kata Rio
Lalu Ify naik ke atas motor Rio.
“Pelan-pelan ya yo..”kata Ify.
Lalu mereka berangkat menuju sekolah. Ditengah perjalanan mereka hanya saling membisu. Setelah Rio meletakkan motornya di lapangan parkir dia berjalan bersama Ify menuju kelasnya.
“Tumben bawa motor yo...”tanya Ify.
“Hah..? Lagi pingin ajah..”sahut Rio
Lagi-lagi Ify diam. Perkataan Rio tak ditanggapi dengan Ify.
“Fy.. Lo bisa senyum gak sih..?”tanya Rio.
“Ya bisa lah yo..”sahut Ify enteng.
“Tapi gue gak pernah lihat lo senyum..”kata Rio.
Tiba-tiba Ify tersenyum lebar kearah Rio.
“Bisa kan..?”tanya Ify.
Rio salting banget liat Ify tersenyum seperti itu. Ify terlihat sangt bahagia saat itu, dengan senyum yang membut lesung pipinya terlihat. Ify begitu cantik saat itu.
“Napa yo..?”tanya Ify aneh.
“Hah..? Gak papa fy.. Lo cantik banget kalau senyum...”kata Rio.
Lagi-lagi Ify terdiam. Tapi masih terlihat jelas kalau Ify sangat bahagia. Mereka berdua terus berjalan menuju, tapi saat melihat taman sekolah Ify malah berbelok dan berjalan ke sana. Lalu Ify duduk di kursi taman itu. Rio mengikuti Ify, dia duduk di samping Ify.
“Hari ini lo seneng banget ya fy..?”tanya Rio.
Ify hanya mengngguk, matanya terus menatap langit di atas taman itu.
“Kenapa..?”tanya Rio lagi.
Kali ini Ify menggeleng, tapi dia tersenyum. Rio ikut senang melihat Ify selalu tersenyum.
“Kenapa lo suka lihat langit fy..?”tanya Rio.
“Gue harap bisa nemuin ingatan gue saat melihat langit..”kata Ify.
“Emang ingatan lo kemana fy..”tanya Rio penasaran.
Ify hanya mengedikkan pundaknya. Rio semakin bingung saja.
“Lo hilang ingatan gitu..?”kata Rio asal.
Ify mengangguk. Ternyata Ify hilang ingatan. Rio kaget mendengarnya.
“Kok bisa fy..??”tanya Rio yang masih penasaran.
“Kecelakaan tujuh tahun lalu yo..”kata Ify lirih.
‘Tujuh tahun gue udah ninggalin Riry.. Kita sama-sama punya kenangan pahit fy..’batin Rio
“Kok diem yo..?”tanya Ify.
“Hm.. Gak papa ko fy.. Gue keinget seseorang..”jawab Rio.
“Sapa yo..? Pacar lo..?”tanya Ify.
Rio menggelengkan kepalanya, lalu Rio mengeluarkan kalungnya. Sebuah kalung berliontinkan cincin dengan tulisan V&Z. Ify melihat kalung yang dikeluarkan oleh Rio dari balik bajunya.
“Sahabat gue fy...”kata Rio pelan.
“Argh..”rintih Ify smabil memegangi kepalanya.
“Fy... lo napa..? lo gak papa kan..?”tanya Rio sakit.
Tiba-tiba Ify pingsan, Rio menahan Ify. Lalu Rio menggendong Ify dan membawanya ke ruang UKS. Ify tak sadarkan diri cukup lama. Saat jam pelajaran ketiga Ify sadar. Rio masih nungguin Ify di UKS.
“Lo udah sadar fy..”tanya Rio yang melihat Ify mulai membuka matanya.
“Yoo..”kata Ify lirih.
“Iya fy gue disini.. lo udah sadar kan..?”kata Rio.
“Gue kenapa..?”tanya Ify yang masih memegang kepalanya sambil mencoba bangun.
“Fy.. Lo gak usah bangun dulu.. kita di UKS tadi lo pingsan.. Udah.. Lo tiduran aja dulu..”kata Rio.
“Lo gak masuk ke kelas yo..?”tanya Ify.
“Gak.. Gue nungguin lo..”kata Rio datar.
Ify diam, dia berbaring diatas kasur UKS ditemani Rio yang sedang duduk di sebelehnya.
“Gue pingsannya kenapa yo..?”tanya Ify yang tak mengalihkan pandangannya dari langit-langit ruang UKS.
“Mana gue tau fy.. lo tadi tiba-tiba pingsan.. menurut lo, lo tadi pingsannya kenapa..?”tanya Rio.
“Gue inget sesuatu tadi yo.. Gue berusaha keras buat ngingetnya, tapi gak bisa ingat yo..”kata Ify lemas.
“Masa lalu lo fy..?”tanya Rio
“he’em..”sahut Ify mengangguk.
“Yaudahlah fy.. Gak usah terlalu meksa, ntar yang ada lo tambah sakit. Sekarang lo tidur aja.”kata Rio.
“Lo disini aja ya yo... Temenin gue.. Gue gak mau sendirian..”kata Ify.
“Iya fy.. Eh fy.. Lo mau minum sesuatu gak..?”tanya Rio.
Ify hanya diam saja, dia tak menjawab. Lalu Rio melihat Ify yang sudah tertidur. Rio melihat wajah Ify yang begitu cantik, dan akan lebih cantik lagi kalau tersenyum.
“Udah tidur ya fy..”kata Rio sambil senyum melihat SaiIfy.
Hingga bel pulang Rio menunggu Ify, sampai sampai Rio ikutan Tidur.
“Yo...”kata Ify membangunkan Rio.
“Eh.. udah bangun ya fy...”sahut Rio.
“Iya.. Lo capek ya nungguin gue, sampek lo tidur juga..”tanya Ify.
“Enggak kok fy.. Eh.. udah jam pulang nih, pulang yuk.. gue anterin lu ya..”kata Rio.
Ify hanya mengangguk. Lalu Ify dan Rio keluar dari UKS. Mereka jalan barengan ke lapang parkir. Lalu Rio mengambil motornya. mereka pulang bareng. Saat melalui gerbang komplek Ify meminta Rio untuk berhenti di taman komplek. Dan Rio pun menghentikan motornya di taman komplek. Ekspresi wajah yang sama dilihat Rio ada pada Ify. Ify duduk di atas ayunan, kemudian menatap langit. Lalu Rio duduk di sebelah Ify.
“Gue pingin liat bintang...”kata Ify pelan sambil tersenyum.
“Ya ketempat ini aja kalau malem fy..”jawab Rio enteng.
“Pasti gak boleh yo sama mama, aku kan anak cewek gak bakalan boleh keluar malem-malem sendirian lagi..”kata Ify lemes.
“Yaudah.. sama gue yuk..”sahut Rio.
Ify memalingkan wajahnya. Dia melihat Rio seakan tidak yakin pada perkataan Rio. Rio menyadari arti tatapan Ify itu.
“Tar malem gue jemput lu, gue ijinin ke nyokap lo.. Terus kita keluar deh lihat bintang..”kata Rio sambil senyum.
Ify tersenyum mendengar perkataan Rio. Lesung pipinya langsung keluar saat tersenyum, senyuman Ify bisa membuat hati Rio turut tersenyum. Entah kenapa itu terjadi, Rio pun tak tau.
“Gue pingin lihat bintang dipantai..”sambung Ify.
Rio kaget mendengar perkataan Ify. Dia teringat akan Riry. Rio dulu pernah ke pantai sama Riry sambil lihat bintang. Dan itu adalah malam terakhir Rio bertemu Riry, karena keesokan harinya Rio harus pergi ke Aceh dan ninggalin Bali. Bahkan saat Rio pergi dia tidak sempat mengabari Riry karena perginya mendadak banget.
“Mau kan nemenin gue yo..”pinta Ify.
Rio tersenyum pada Ify lalu mengangguk. Ify terlihat sangat senang. Ify pun melemparkan senyumannya pada Rio. Senyum Ify mengingatkan Rio pada Riry.
“Yaudah pulang yuk..”kata Ify menarik tangan Rio.
“Eh.. iya yuk..”sahut Rio salting.
Lalu Rio mengantarkan Ify pulang ke rumahnya. Ternyata rumah Ify Cuma berjarak empat rumah.
“Eih.. ini ruma kamu fy..?”tanya Rio heran.
“Iya.. Emang napa yo..?”tanya Ify.
“Ya ampun.. Lihat nih ya, ruma yang di sebelah ruma lo, yang sebelahnya lagi, sebelahnya lagi dan sebelahnya lagi, terus di samping rumah itu rumah gue..”kata Rio sambil menunjuk setiap rumah.
“Oh ya..?”tanya Ify ragu.
Rio menganggukkan kepalanya tanda bahwa itu memang rumah Rio. Ify masih terus menengok rumah Rio.
“Oh.. Itu rumah lo..? Jadi yang sering nyanyi tiap pagi tu elo ya..?”tanya Ify aneh.
“Hahaha.. Iya.. kok tau..?”tanya Rio sambil tertawa.
“Tiap berangkat sekolah aku kan lewat depan rumah lo yo..”kata Ify.
“Hehe.. Jadi malu..”sahut Rio sambil garuk-garuk kepala.
“Biasa aja napa..? Yaudah deh gue masuk ya.. Jangan lupa tar malem ya.. Gue tunggu..”kata Ify.
Lalu Ify masuk ke dalam rumahnya, kemudian Rio pun segera kembali ke rumahnya. Didalam kamarnya Rio melihat gitarnya tergeletak. Lalu Rio mengambil gitar itu, dan mulai memetiknya.
“Aku mengenal dikau... Tak cukup lama separuh usiaku.. Namun begitu banyak... Pelajaran yang aku terima.. Kau membuatku mengerti hidup ini.. Kita terlahir bagai selembar kertas putih, tinggal ku lukis dengan tinta pesan damai dan terwujud harmoni.. harmoni... harmoni..”
Rio bernyanyi begitu indahnya. Hari ini hari yang membahagiakan buat Rio, karena hari ini Rio merasa sangat dekat dengan Ify. Lalu Rio merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, sesaat dia melihat foto yang terletak di atas meja belajarnya.
‘Ry.. hari ini gue seneng banget.. Andai lo ada di sini sama gue, gue pasti akan lebih bahagia Ry.. Ntar malem gue mau jalan ma Ify, gue harap malam ini jadi malam terindah kedua setelah malem terakhir sama lo Ry.. Gue kangen lo Ry..’kata Rio dalam hatinya.
Tak terasa air mata Rio menetes lagi, Rio segera menghapusnya dan beranjak dari tempat tidurnya. Kemudian Rio mandi kemudian makan. Saat malam tiba Rio sudah siap untuk menjemput Ify. Rio membawa serta gitarnya. Dengan jazz hitamya Rio melaju menuju rumah Ify yang hanya berjarak empat rumah dari rumahnya.
Saat Rio sampai di depan ruman Ify, Rio turun kemudian memencet bel. Tak lama kemudian seorang wanita membukakan pintu.
“Malem tante.. Ifynya ada..?”Kata Rio.
“Oh.. Ada, mari masuk dulu.. Masih siap-siap tuh Ify..”kata mama Ify.
“Makasih tante..”sahut Rio.
Lalu Rio masuk ke dalam rumah Ify, dia duduk di sebuah sofa.
“Tante panggil Ify dulu ya..”kata mama Ify.
Rio hanya mengangguk. Mata Rio mengitari sekeliling rumah Ify. Begitu rapi dan tertata. Pandangan Rio terhenti saat melihat sebuah foto keluarga yang tak cukup besar.
‘Gue kayak pernah lihat tuh foto.. Dimana ya..? Duh lupa..’batin Rio.
Tiba-tiba Ify datang menghampiri Rio yang lagi berusaha mengingat foto itu.
“Hey yo.. Buruan yuk, keberu malem ntar..”kata Ify.
“Eh.. Iya fy.. Ayuk..”sahut Rio.
Lalu Ify dan Rio keluar dari rumah Ify kemudin masuk ke dalam mobil Rio.
“Gak bawa motor yo..?”tanya Ify.
“Enggak fy.. Gue bawa gitar soalnya..”sahut Rio.
“Oh.. Eih.. Gitar..? Buat apa..?”tanya Ify.
“Ya buat dimainin ntar..”sahut Rio.
Ify hanya manggut-manggut seakan mengerti. Beberapa saat kemudian Rio menghentikan mobilnya di sebuah pantai.
“Disini aja ya fy.. Kalau ke taman wisata ntar rame.. Gak seru jadinya..”kata Rio.
“Iya deh..”sahut Ify.
Lalu Ify segera keluar dari mobil Rio, Rio pun keluar dari mobilnya sambil membawa sebuah gitar. Ify langsung berlari dan duduk di pasir pantai yang putih dan lembut. Rio mengikuti Ify, dia duduk tepat di samping Ify.
“Lihat yo, bintangnya banyak banget..”kata Ify sambil menatap langit yang penuh bintang.
“Iya fy.. bagus banget..”sahut Rio.
Lagi-lagi pikiran Rio melayang ke tujuh tahun lalu, saat dia dan sahabat kecilnya menatap langit penuh bintang bersama di tepi pantai. Rio mulai memetik gitarnya dan menyanyikan sebuah lagu.
“Indah terasa indah.. Bila kita terbuai dalam alunan cinta, sedapat mungkin terciptakan rasa keinginan saling memiliki.. dan bila itu semua dapat terwujud dalam satu ikatan cinta... tak semudah seperti yang pernah terbayang, menyatukan perasaan kita... tetaplah menjadi bintang dilangit.. agar cinta kita akan abadi... biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini, agar menjadi saksi cinta kita... berdua..”
Saat Rio menyanyikan lagu itu Ify terus memegangi kepalanya. Seakan dia merasa kesakitan. Rio tak menyadari kalau ternyata kesakitan. Tapi tak lama kemudian Ify merintih, dan Rio mendengarnya.
“Fy.. lo napa..?? Gak papa kan..?”tanya Rio panik.
“Gag papa kok yo gue baik-baik aja..”jawab Ify lirih.
“Gak papa apanya fy.. Lo pucet banget tauk fy.. Kita pulang ya..”kata Rio khawatir.
“Gue gak mau pulang, gue mau disini. Gue masih pingin lihat bintang..”jawab Ify.
Ify mulai melepaskan kepalanya. Sepertinya sakitnya sudah membaik, tapi Rio tetap saja khawatir dengan Ify.
“Kepala lo sakit ya fy..”tanya Rio pelan.
“Iyah yo.. Tapi sekarang udah mendingan..”sahut Ify.
“Lo nyoba nginget sesuatu ya fy..”tanya Rio ragu.
“Iya yo.. Sepertinya gue pernah ngalamin malem seperti ini, dan lagu itu.. Entah lah yo.. Gue masih gak inget..”kata Ify.
“Gak usah dipaksaain fy.. Ntar kalau sudah waktunya lo pasti inget kok..”kata Rio.
“Iya yo.. Eh yo.. Ntar kalau ada bintang jatuh lo meke always biar gue cepet inget ya yo..”kata Ify.
“Iya fy..”sahut Rio.
Rio dan Ify terus menatap langit yang bertabur bintang itu. Mereka hanya saling terdiam. Tak berapa lama kemudian sebuah bintang jatuh. Ify dan Rio langsung meke always. Seperti permintaan Ify dia akan mendoakan supaya Ify cepet kembali ingatannya. Rio berdoa sambil menutup wajahnya. Saat Rio membuka tangannya, tiba-tiba Ify ambruk dei bahu Rio. Sontak Rio sangat panik.
“Fy.. Fy lo kenapa.. Lo gak papa kan.. Fy.. bangun fy..”kata Rio panik.
Lalu Rio menggendong Ify ke mobilnya dan membawanya ke rumah sakit. Ify langsung ditangani oleh beberapa dokter. Rio segera menghubungi mama Ify. Rio tertunduk di kursi tunggu. Tak berapa lama mama Ify datang.
“Ify kenapa yo..?”tanya mam Ify sambil menepuk pundak Rio.
“Maafin Rio tante.. Gara-gara Rio Ify jadi gini..”sahut Rio lirih
“Ini bukan salah kamu.. Ini memang sudah takdir..”kata mama Ify.
Rio masih tertunduk, air matanya tak tertahan lagi. Mama Ify duduk di sebelah Rio sambil memegang pundak Rio. Tak berapa lama dokter yang memeriksa Ify keluar.
“Keluarga Ify..”kata dokter itu.
“Iya dok saya mamanya..”kata mama Ify.
“Ify dalam keadaan kritis, terjadi pendarahan otak. Kemungkinan karena dia terlalu memaksakan ingatannya kembali..”kata dokter itu.
Rio yang mendengar itu langsung terkulai lemas. Air matanya langsung tumpah.
“Apa disini ada yang bernama Vano..?”kata dokter itu.
Rio yang mendengar dokter itu menyebut nama kecilnya kaget. Sementara mama Ify bingung. Seteu mama Ify tak ada yang bernama Vano.
“Kayaknya gak ada dok..”sahut mama Ify.
“Oh yasudah..”kata dokter itu.
“Tunggu dok..? Siapa dokter bilang..? Vano..?”tanya Rio.
“Iya Vano.. Kamu kenal dia..? Tadi Ify sempat menyebut nama itu..”kata dokter.
“Vano itu nama kecil saya dok, saya boleh masuk ke dalam..?”tanya Rio.
“Silahkan..”sahut dokter itu.
Lalu Rio masuk ke dalam ruangan Ify, diikuti mama Ify yang masih terheran-heran di belakang Rio.
“Fy ini gue Rio...”kata Rio pelan sambil menggenggam tangan Ify.
“Vano... Ini gue Riry..”kata Ify lemas.
Rio kaget mendengarnya.
‘Apa..? Ify itu Riry..? Ya tuhan kemana saja aku selama ini, bahkan Riry ada di dekatku aku tak menyadarinya..’batin Rio.
“Lo udah inget fy..”tanya Rio ragu.
Ify hanya mengangguk pelan. Tangan Ify berusaha mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya. Ternyata sebuah kalung yang sama dengan punya Rio.
“Meski kita berpisah, selamanya hati kita satu..”kata Ify.
“Ry... Lo jangan tinggalin gue.. Lo harus tetep sama gue, gue sayang sama lu Ry..”kata Rio yang tak kuasa menahan air matanya.
“Gue juga sayang lu Vano..”kata Ify.
Kemdian Rio memejamkan matanya dan ternyata Ify atau Riry telah pergi meninggalkan Rio atau Vano.
“Riryyy....”teriak Rio sambl memeluk tubuh Ify yang tak lagi bernyawa.
Mama Ify hanya tercengang, dia tak tau akan berbuat apa lagi. Sementara Rio terus histeris. Dia tidak menyangka bahwa Riry akan meninggalkannya saat dia telah menemukannya. Dengan mata yang sembab Rio mengantar jenazah Ify ke pemakaman. Saat pemakaman selesai, semua beranjak pergi, tapi tidak dengan Rio. Rio masih terus memandangi nisan Ify.
"Kenapa lo harus kembali kalo akhirnya lo ninggalin gue Ryyy..."teriak Rio yang diiringi tangisnya.
Wajah Rio basah akan air matanya sendiri. Kini Riry telah meninggalkan Rio untuk selamanya. Tak kan lagi Rio temui sesosok Riry di kehidupannya. Dan selamanya Rio menutup hatinya hingga tak lagi dia temui kebahagiaan.