12 November 2010

My Teddy Love

   Hari ini Sivia akan pergi camping bersama teman-temannya. Sebenarnya bukan hanya berasama teman-temannya saja, tetapi seluruh siswa SMP dan SMA Mredeka wajib mengikuti acara ini. Acara camping kali ini diadakan di puncak. Seluruh siswa menyambut acara ini dengan suka cita. Begitupun Sivia karena camping ini merupakan waktu istirahat setelah seminggu ini ujian sekolah.
                Dikamarnya yang cukup luas itu, Sivia mulai mencari-cari barang apa saja yang akan dibawanya untuk camping. Mama Sivia juga membantu Sivia untuk menyiapkan barang-barang yang akan dibawa Sivia. mulai dari pilih-pilih baju, sepatu, jaket, makanan ringan dan bahkan peralatan mandi Sivia.
                “Sayang... yang ini dibawa juga gak??” tanya mama Sivia sambil menunjukkan sebuah jaket.
                “Gak usah deh ma.. Sivia bawa yang putih aja jaketnya..”sahut Sivia.
                “Yaudah kalau gitu..”jawab mama Sivia.
Lumayan lama Sivia dan mamanya menyiapkan barang barang tersebut. Jam sudah menunjukkan angka sembilan. Sivia dan mamanya sudah tampak lelah.
                “Akhirnya seleasai...”kata Sivia senang.
                “Yaudah.. Sivia tidur dulu biar besok gak kesiangan..”suruh mama Sivia.
                “Iya ma..”sahut Sivia.
Sivia segera naik ke atas ranjangnya. Sivia mulai menutup badannya dengan selimutnya. Mama Sivia mencium kening Sivia kemudian mama Sivia mematikan lampu kamar Sivia dan menggantinya dengan lampu tidur. Mama Sivia segera keluar dari kamar Sivia. Sivia melihat boneka teddy bear kesayangannya di samping badannya. Sivia lalu mengambilnya dam memeluknya.
                “Good nite teddy...”kata Sivia pelan dan kemudian tertidur.
Sivia pun terlelap dalam tidurnya malam itu.
                Keesokan harinya Sivia bangun lebih pagi, dia segera mandi dan sarapan. Terlihat papanya sudah siap mengantarkan Sivia. setelah selesai sarapan Sivia mengambil tasnya, tak lupa dia membawa teddybear kesayangannya. Setelah itu Sivia berpamitan dengan mamanya.
                “Ma Sivia berangkat ya..”kata Sivia sambil mencium tangan mamanya.
                “Iya sayang.. hati-hati dijalan, jaga diri..”pesan mamanya.
                “Iya ma..”sahut Sivia sambil tersenyum.
Sivia segera naik ke atas mobil. Tak berapa lama mobil Sivia pun menyusuri jalanan ibukota. Sekitar duapuluh menit perjalanan Siviapun tiba disekolah. Terlihat teman-temannya yang sudah siap untuk camping. Dengan semangat Sivia turun dari mobil, Sivia melambaikan tangannya ke papanya. Dan tak berapa lama kemudian mobil papanya telah hilang dari pandangan matanya.
                Sivia menghampiri teman-temannya yang sedang memasukkan tas ke dalam bagasi bis. Sivia meletakkan tasnya didalam bagasi bis juga. Setelah itu Sivia naik ke atas bis. Matanya kesana kemari mencari bangku yang kosong. Dilihatnya sebuah bangku yang ada dibelakang kosong. Lalu Sivia segera berjalan ke arah situ. Dengan santai Sivia duduk dipinggir jendela.
Tinggal beberapa menit lagi bis akan berangkat. Tiba-tiba seorang cowok menaiki bis dengan tergesa-gesa kemudian duduk di samping Sivia. Sivia kaget dengan kehadiran cowok itu. Sepertinya Sivia tidak kenal dengan cowok itu. Sivia menatap cowok itu dengan aneh. Cowok itu hanya diam saja, dengan coolnya cowok otu memasang headset dan bersandar di kursi.
                ‘Eihh... ni cowok sapa deh?? Anak SMP Merdeka juga?? Gak pernah lihat deh’kata Sivia dalam hati sambil terus melihat cowok yang duduk di sebelahnya.
                “Kenapa??”kata cowok itu singkat.
                “Ha?? Gak papa.. anak SMP Merdeka??”tanya Sivia ragu.
                “Bukan...”sahutnya singkat.
                “Terus??” tanya Sivia penasaran.
                “SMA Merdeka...”jawabnya.
                “Kok.....”kata Sivia menggantung.
                “Gak boleh duduk sini??”tanya cowok itu sadis sambil menatap Sivia.
                “Bukannya gitu, bukannya anak SMA di bis depan ya??”tanya Sivia.
                “Bis depan udah penuh, gue telat tadi.. jadi sama pembimbing gue disuruh ikut bis ini..”jelasnya.
Sivia haya mengangguk mendengar pernyataan cowok itu. Sekarang Sivia sudah mengerti kenapa cowok SMA ini duduk di sebelahnya. Sivia kembali menyandarkan tubuhnya ke kursi, tiba-tiba cowok itu mengulurkan tangannya.
                “Gabriel...”kata cowok itu
Tanpa rasa sungkan Sivia menyalami Gabriel.
                “Sivia..”sahut Sivia.
Cowok itu tersenyum pada Sivia, Sivia pun membalas senyumannya. Bis masih terus berjalan. Entah kapan bis ini akan berhenti, tenunya saat telah sampai di lokasi camping. Sepanjang perjalanan Gabriel begitu asik mendengarkan lagu dari iPodnya sedangkan Sivia hanya menatap jalanan dengan bosan sejak tadi.
                Ditengah perjalanan Gabriel melihat Sivia yang diam saja sejak tadi, kemudian Gabriel meletakkan sebuag headset di telingan Sivia. Sivia yang sedari tadi melamun jadi kaget.
                “Dengerin deh lagunya enak..”kata Gabriel.
Sivia pun mendengarkan lagu yang dikatakan enak oleh Gabriel itu. Mereka mendengarkan lagu yang sama. Lagu dengan bahasa inggris itu terasa enak didengar. Hampir semua lagu yang ada di iPod Gabriel berbahasa inggris. Meskipun Sivia agak sedikit mengerti dia menikmatinya saja. Daripada Sivia diam lebih baik begitu.
                Tak berapa lama hp Sivia bergetar. Sivia segera mengambil hpnya dari kantong celananya. Kemudian melihat sebuah pesan. Ternyata mamanya menanyakan keadaan Sivia. Sivia segera membalasnya. Tanpa sengaja Gabriel melihat tema hp Sivia yang bergambar teddy bear.
                “Suka teddy bear??”tanya Gabriel.
                “Suka banget... “sahut Sivia semangat.
Gabriel mencari sesuatu dari saku dalam jaketnya. Dan dikeluarkannya dua buah gantungan hp yang berbentuk teddy bear. Yang satu teddy bear cewek dan yang satunya teddy bear cowok. Gabriel mengarahkan teddy bear cewek ke hadapan muka Sivia.
                “Mauu..??”tanya Gabriel.
                “Buat aku??”tanya Sivia ragu.
                “Yap...”sahut Gabriel mantap.
Sivia segera mengambil gantungan teddy dari tangan Gabriel itu, kemudian dia memasangnya di hpnya. Gabriel pun mengeluarkan hpnya dan memasang gantungan teddy yang cowok di hpnya.
                “Makasih ya kak...”kata Sivia.
                “Sama-sama... samaan kan jadinya??”kata Gabriel sambil menunjukkan hpnya.
                “Hihi.. iya... bagus yaa... “sahut Sivia sambil mendempetkan hpnya ke hp Gabriel.
                “Eh.. hape kita sama ya??”tanya Gabriel heran.
                “Eh iya...”sahut Sivia sambil tersenyum.
Mereka mulai tampak akrab. Mereka mulai mengobrol ini itu. Dan tak berapa lama kemudian bis mulai berhenti. Akhirnya mereka sampai tujuan, yaitu puncak. Gabriel dan Sivia segera turun dari bis.
                “Sampai ketemu lagi..”kata Gabriel.
Sivia hanya membalas senyuman pada Gabriel.
                Sivia segera menuju ke bagasi bis untuk mengambil tasnya dan teddy bear kesayangnnya. Sambil menggendong tasnya Sivia berjalan menuju lokasi camping. Sivia mulai mencari kelompoknya untuk membangun tenda. Dengan semangat Sivia dan teman-temannya membangun tenda. Cukup berapa lama akhirnya tenda mereka jadi. Sivia berdiri memandang tenda yang dibuat dengan tangannya sendiri. Tiba-tiba hpnya bergetar. Sivia segera mengeluarkan hp dari sakunya. Terlihat sebuah sms yang berasal dari ‘nyokap’.
                ‘Hah?? Nyokap?? Nyokap sapa deh?? Kayaknya gue kasih nama mama bukan nyokap’batin Sivia.
Kemudian Sivia membuka esan itu. Isi pesan itu adalah.

                From: Nyokap
                Yell.. jangan lupa minum obat...

Sivia bingung banget waktu itu. Dia bertanya tanya ke teman-temannya apakah ada yang bernama yell di sini, siapa tahu ibu teman mereka sms ke hp Sivia. tapi nyatanya tak da yang bernama yell di antara teman-temannya. Mata Sivia kemudian terarah ke gantungan hp yang berbentuk teddy bear di hpnya.
                ‘Astaga... ini hape Gabriel... nih gantungannya teddy cowok bukan cewek... aduhh.. pasti ketuker waktu di bis deh...’gumam Sivia.
Sivia mengelilingi lokasi camping, tapi dia tidak menemukan Gabriel. Berkali-kali Sivia melihat sms yang diterimanya tadi.
                ‘Gabriel sakit apaan pake minum obat segala, tapi kayaknya tadi sehat-sehat aja deh..’batin Sivia.
Sivia mondar-mandir kebingungan. Dia bingung memikirkan cara untuk mengembalikan hp Gabriel. Dari tadi dia mencari Gabriel tapi tidak dia temukan. Tiba-tiba sebuah ide muncul dipikiran Sivia.
                ‘Bodooo... kanapa gak gue telfon aja hp gue’batin Sivia
Sivia segera memasukkan nomernya dan menelfon nomernya sendiri. Agak lama Sivia menunggu, kemudian diangkat juga telfonnya.
                “Haloo...”suara seorang diseberang sana, yang pasti adalah Gabriel.
                “Kak Gabriel..??”tanya Sivia.
                “Iya.. ini siapa??”tanya Gabriel bingung.
                “Ini Sivia kak..”kata Sivia.
                “Kok tau nomer hape gue??”tanya Gabriel heran.
                “Yee... itu hape gue kak... hape lo yang gue pake sekarang...”kata Sivia lemas
                “Ha?? Kok..”sahut gariel bingung.
Gabriel segera melihat layar hape yang dipegangnya, ternyata benar itu milik Sivia karerna temanya teddy bear dan gantungan hp nya bukan teddy bear cowok tapi cewek.
                “Ya ampun sorii.. gak tau gue..”kata Gabriel.
                “Gak papa kak, eh kakak dimana deh sekarang??”tanya Sivia.
                “Aku di tenda guru ini, kenapa??”sahut Gabriel
                “Barusan ada sms dari nyokap lo kak, dan gak sengaja gue baca..”sahut Sivia dengan nada penuh rasa bersalah.
                “Oh.. yaudah gak papa.. lo di tenda nomer berapa biar gue ke tenda lo..”kata Gabriel.
                “Tenda 11 kak..”sahut Sivia.
Kemudian Gabriel mematikan telfonnya. Sivia menatap disekitarnya, mencari-cari sosok Gabriel. Tak berapa lama Gabriel muncul dihadapan Sivia.
                “Nih hp lo...”kata Gabriel memberikan hp Sivia.
                “Nih punya lo kak...”kata Sivia memberikan hp Gabriel.
Gabriel sgera membaca pesan dari nyokapnya dan segera membalasnya. Sivia masih melihat Gabriel yang masih berdiri di depannya.
                “Kak...”panggil Sivia.
                “Hmmm...”sahut Gabriel yang masih konsen dengan hpnya.
                “Kakak sakit apa??”tanya Sivia dengan rasa penasaran.
                “Gak sakit apa apa kok”sahut Gabriel santai.
                “Tapii kokkk...”kata Sivia penasaran.
                “Ah biasa nyokap, dikirain gue masuk angin kali...”jawab Gabriel.
                “Oh...”sahut Sivia.
                “Eh.. gue balik dulu ya, kalo perlu bantuan gue ada di tenda 14”kata Gabriel.
Kemudian Gabriel pergi meninggalkan Sivia. sementara Sivia masih terheran-heran. Sivia masih tidak yakin akan jawaban Gabriel tadi. Tapi Sivia berusaha melupakannya. Kemudian Sivia kembali ke dalam tenda untuk menata barang-barangnya bersama teman-temannya. Setelah itu Sivia beristirahat di dalam tenda.
                Saat malam hari, inilah saat yang ditunggu-tunggu yaitu malam api unggun. Semua siswa Merdeka berkumpul di api unggun. Sivia pun kesana. Dia duduk agak jauh dari api unggun. Semua siswa bernyanyi-nyanyi. Sivia terdiam... tiba-tiba hpnya bergetar. Kemudian dia membuka sebuah pesan di hpnya.

                From : 085743189***
                Dimana lo??

                To : 085743189***
                Sapa ya?

                From : 085743189***
                Gabriel J

                To : Gabriel
                Di api unggun :D

                From : Gabriel
                Iya gue tau -__-
                Tapi sebelah mana?
                Rame banget disana..

                To : Gabriel
                Di deket tenda 23..
                Emang napa??

Gabriel tidak membalas sms terakhir Sivia. Sivia kembali terdiam. Melamun, tapi tidak jelas apa yang dilamunkannya. Tiba-tiba Gabriel datang dan mengagetkan Sivia.
                “Wooyyy...”teriak Gabriel.
Sivia kaget mendengar suara Gabriel.
                “Ihh... ngagetin lo...”kata Sivia jutek.
                “Nih...”kata Gabriel sambil memberikan sebuah teddy bear berwarna putih.
                “Lho?? Ini teddy gue kan??”tanya Sivia.
                “Kayaknya sih iya..”sahut Gabriel.
                “Kok bisa ada di lo??”tanya Sivia heran.
                “Tadi pas jalan gue nemu ni teddy tergeletak dijalan, mungkin lo jatuhin kali tadi...”kata Gabriel.
                “Astaga... iya gue lupa.. tadi pas ada telfon dari mama, teddy gue taru jalan, dan lupa bawanya pas udah selasai telfon..”kata Sivia
                “Kasian tuh teddynya kotor..”kata Gabriel.
                “Iyaa... ntar nyampe rumah gue cuci deh...”sahut Sivia sambil meluk teddynya.
                “Kok gak gabung dengan yang lain??”tanya Gabriel.
                “Males...”sahut Sivia enteng.
Mereka saling terdiam sesaat. Akhirnya Gabriel memulai pembicaraan.
                “Vi...”sapa Gabriel.
                “Hmm..??”sahut Sivia.
                “Punya kakak cowok gak??”tanya Gabriel.
                “Ha?? Dulu punya..”sahut Sivia melas.
                “Maksudnya..??”tanya Gabriel heran.
                “Dulu aku punya kakak, tapi sekarang dah ilang gitu kata mama...”sahut Sivia santai.
Gabriel mulai terdiam. Dia mulai berfikir sesuatu.
                “Kenapa??”tanya Sivia.
                “Gak papa kok Cuma ingin tau doang... eh.. boleh pinjem boneka lo gak..??”tanya Gabriel sambil tersenyum.
                “Ha?? Boneka gue?? Bolehh.. nih...”jawab Sivia sambil memberikan bonekanya.
Gabriel terlihat mencari sesuatu dari boneka itu. Saat melihat syal yang dipakai boneka teddy bear itu Gabriel terdiam.
                “Kenapa kak...??”tanya Sivia heran.
                “Hah..?? gak papa kok..”sahut Gabriel gugup sambil mengangembalikan boneka Sivia.
                “Eh foto-foto yuk...”ajak Sivia.
                “Emm... ayoklah...”sahut Gabriel.
Akhirnya mereka berfoto-foto ria. Segala jenis gaya narsis mereka keluarkan. Setelah itu mereka bernyanyi bersama. Hingga akhirnya acara api unggun slesai.
                Keesokan harinya semua siswa Merdeka disuruh berkumpul. Seluruh siswa SMP maupun SMA berkumpul disana. Terlihat kepala sekolah juga disana.
                “Selamat pagi anak-anak...”sapa kepala sekolah.
                “Pagiii paaakkk....”sahut semua siswa Merdeka kompak.
                “Pagi ini kita akan sedikt bermain main, kita akan mengadakan penjelajahan. Dalam satu kelompok penjelajahan terdiri dari 3orang putri dan dua orang putra. Dan dalam satu kelompok harus ada dua anak SMA dan 3 anak SMP. Nah... saya persilahkan untuk segera memilih kelompok kalian...”kata pak kepala sekolah.
Seluruh siswa segera mencari kelompoknyya masing masing. Sementara itu Sivia telah berkumpul bersama dua teman ceweknya.
                “Kurang dua nih...”kata teman Sivia.
                “Berarti harus anak SMA dong..??”tanya teman Sivia yang satunya.
Tiba Sivia melihat Gabriel bersama temannya menuju ke arahnya.
                “Kak gabrieeell...”sapa Sivia sambil melambaikan tangnnya.
Gabriel membalas lambaian tangan Sivia dan segera menuju tempat Sivia.
                “Kita boleh gabung kan??”tanya Gabriel.
                “Boleh dongg...”sahut dua orang teman Sivia kompak.
Sivia hanya tersenyum. Begitupun dengan Gabriell. Akhirnya mereka menjadi satu kelompok. Sivia dan dua orang temannya, dan Gabriel dengan seorang temannya. Merekapun berkenalan satu sama lain. Tak berapa lama kemudian bapak kepala sekolah kembali berbicara.
                “Baiklah anak anak... kalian sudah dapat kelompok sesuai sarat yang ada??”tanya pak kepala sekolah.
                “Sudah paaakkk...”sahut anak Merdeka kompak.
                “Baiklah kalau begitu kalian ambil peta yang ada di kepala panitia..”kata bapak kepala sekolah.
Seluruh siswa segera menuju ke panitia untuk mengambil peta. Begitupun kelompok Sivia dan Gabriel. Mereka segera mengambil peta dan berjalan sesuai perintah di peta. Mereka melewati berbagai rute. Sembat beberapa kali mereka salah arah tapi akhirnya mereka kembali ke arah yang benar. Mereka terus mengikuti permainan itu. Hingga akhirnya mereka sampai ke tempat finish dan ternyata kelompok Sivia dan Gabriel menjadi juara pertama.
                “Yeeeeee.....”sorak mereka senang.
                “Ahh... gak nyangka ya kita menang...”kata Sivia.
                “Kita kan hebat..”kata Gabriel.
Kelompok mereka tersenum penuh kemenangan. Mereka mendapat hadiah kaos dari sekolah karena telah menjadi juara. Setelah acara itu mereka kembali ke tenda masing-masing. Masih dengan perasaan bahagia mereka beristirahat. Pada malam harinya semua siswa Merdeka berkumpul di api unggun untuk acara penutupan. Malam ini adalah malam terakhir di lokasi camping, besok mereka akan kembali ke jakarta. Terlihat disana Gabriel dan Sivia berdiri bersenelahan.
                “Hmm... besok udah pulang yaa...??”tanya Sivia sambil tersenyum dengan terpaksa.
                “Iyaa.. malam terakhir nih...”kata Gabriel.
                “Kakak seneng ato sedih??”tanya Sivia.
                “Emm... entahlah...”sahut Gabriel sntai.
Tiba-tiba Gabriel memegang tangan Sivia. Sivia kaget, tapi Sivia malah senang. Dia tersenyum pada Gabriel dan Gabriel membalas senyuman Sivia. Gabriel mendekatkan mulutnya ke kuping Sivia.
                “I LOVE YOU MY TEDDY GIRL”bisik Gabriel pelan.
Mendengarnya Sivia jadi malu. Pipi Sivia mulai memerah. Perasaannya bercampur aduk waktu itu. Bahagia selkali malam itu bagi Sivia. Sivia meninggikan badannya dan berbisik ke Gabriel.
                “LOVE YOU TOO MY TEDDY BOY”bisik Sivia.
Gabriel senang sekali mendengarnya. Malam terakhir yang begitu indah bagi mereka. Setelah bapak kepala sekolah selesai menyampaikan pesan-pesannya acarapun selasai. Seluruh siswa kembali ke tenda masing masing. Begitupun dengan Sivia dan Gabriel.
                “Byee kak..”kata Sivia.
                “Byeee..”sahut Gabriel sambil mengacak rambut Sivia.
Sivia tersipu malu. Akhirnya mereka berdua kembali ke tenda mereka masing-masing.
                Keesokan harinya seluruh siswa segera membereskan tenda dan barangnya masing-masing. Selama beres-beres Sivia sama sekali tidak bertemu dengan Gabriel. Sivia berfikir mungkin Gabriel sibuk. Sivia melanjutkan beres-beresnya. Setelah semua bersih Sivia segera menuju bagasi bis untuk meletakkan tasnya. Dan segera naik ke atas bis. Dia duduk di bangku yang sama seperti saat itu.
                ‘Mana kak Gabriel ya?? Hmmm.. mungkin bentar lagi dia naik deh..’kata Sivia dalam hati.
Hati Sivia semakin gelisah saat tidak melihat Gabriel. Waktu keberangkatan tinggal 3 menit lagi tapi Gabriel tidak juga tampak. Sivia mencoba menenangkan dirinya. Dan akhirnya bis pun berjalan, tapi tak ada Gabriel disamping Sivia.
                ‘Kak Gabriel kemana..?’kata Sivia dalam hati.
Hati Sivia semakin gelisah. Dia melihat ke sekeliling bis, tapi tak ada Gabriel disana. Dan tanpa terasa air mata Sivia menetes.
                ‘Kaakk... kakak dimana... Sivia khawatir.. kakak baik-baik aja kan..’gumam Sivia dalam hati.
Sivia mengeluarkan hpnya dan segera mengirim sebuah pesan ke Gabriel.

                To : Teddy Boy
                Kaakk... L kakak dimana??
                Kok gak duduk bareng Sivia lagi..??
                Kakak duduk bareng temen temen kakak ya??

Lalu Sivia mengirimnya. Sivia menunggu begitu lama. Tapi tak ada balasan dari Gabriel. Hati Sivia semakin gelisah. Lalu Sivia mencoba menghubungi Gabriel. Tapi nomernya tidak aktif. Air mata Sivia semakin mengalir. Sepanjang perjalanan Sivia hanya meneteskan setetes demi setetes air matanya. Hingga akhirnya Sivia tiba di jakarta. Sivia segera turun dari bis dan mencari Gabriel. Dia berkeliling ke seluruh bis. Tapi tak dia temui Gabriel. Kemudian Sivia berpapasan dengan sahabat Gabriel.
                “Kakk... kak Gabriel mana..??”tanya Sivia panik.
Alvin , sahabat Gabriel diam saja. Dia seakan menyembunyikan sesuatu.
                “Kemana kak...??”teriak Sivia.
Alvin menghirup nafas dalam dalam dan memulai berbicara.
                “Sivia...!! hmmm... Gabriell....”kata Alvin.
                “Kak Gabriel kenapa kak...??”tanya
Alvin meneluarkan sesuatu dari sakunya, sepertinya sebuah surat. Tapi entah surat apa. Sivia penasaran.
                “Itu apa kak...??”tanya Sivia.
                “Ini... ini dari Gabriel yang dititipin ke gue waktu malem itu...”kata Alvin, sambil memberikan sepucuk surat, sebuah syal dan foto ke Sivia.

Dear My Teddy Girl,
                Mungkin... saat kamu nerima surat ini aku udah gak disampingmu lagi... mungkin aku telah disisi tuhan.. mungkin aku sudah tak pantas bersandar disampingmu... maafkan atas kesalahanku selama ini.. maaf aku tak bisa selalu menjagamu.. maaf aku tak bisa membuatmu tertawa lagi.. malam ini.. malam paling indah dalam hidupku... makasih buat semuanya... makasih atas segalanya yang telah kau berikan... I LOVE YOU MY TEDDY GIRL...  tapiii... rasa cinta itu hanya cukup sampai disini... karna taukah kamu... aku adalah kakakmu sayang... J kakak yang selama ini meniggalkanmu, kakak yang telah lalai menjagamu. Sejak saat ini aku harap kau dapat menyayangiku sebagai kakakmu... J aku tau semua itu dari teddy bear putihmu, di syalnya ada tulisan G&S waktu itu yang membuat adalah nenek.. aku punya syal yang itu, aku udah titipin ke Alvin, kamu bisa lihat sendiri.. terus aku punya sebuah foto keluarga, disana ada aku, kamu, mama, papa, kakek, dan nenek.. pasti kamu juga punya foto itu... ikatan kakak adik lebih dari segalanya.. jujur awal aku bertemu kamu aku jatuh cinta.. dan rasa itu telah melebihi rasa sayangku sebagai kakak... tapi tolong sejak saat ini sayangilah aku sebagai kakakmu, karena memang begitu adanya. Tolong sampaikan salamku pada papa mama ya adekku sayang... aku sayang kalian semua... sayang selama ini aku tak dapat berkumpul bersama kalian selama ini.. ini karena kakek.. kakek sayang kalian semua... kakek gak mau kalian terbebani atas penyakit kanker kakak selama ini, oleh karena itu kakak dititipkan ke anak teman kakek. Tapi... aku sayang kalian selamanyaaa.... sekali lagi maafkan kakak ya adekku sayang J dan ingat pesan kakak... sayangilah kakak seperti kakakmu bukan sebagai kekasihmu.... walaupun kakak tak lagi disamping adekkk... hati kakak selalu ada di hati adekkk... kakak ingin adek kakak tersayang ini selalu tersenyum... jangan menangis yaaa... J kamu harus kuat karena kakak tak lagi disitu untuk menjagamu... semangat ya adekku... terus berrestasi.. suatu saat kita akan berkumpul disurga... kakak sayang adekkk... J
Salam sayang Teddy Boy
Your brother

Setelah membaca surat itu tubuh Sivia lemas.. air matanya tak tertahankan lagi. Sivia langsung menjatuhkan tubuhnya ke tanah, dia duduk tersipu di hadapan Alvin.
                ‘kak sivia selalu sayang kakak, selamanya... sivia sayang kakak.. makasih untuk malem terindah dalam hidup sivia kak’ batin  Sivia.
Tangis Sivia semakin jadi. Alvin mencoba menenangkannya. Tapi apa daya Alvin dia tak dapat berbuat apa apa. Lalu Alvin memeluk Sivia.
                “Siviaaaa syaaaangggg kakaaaaaaakkkkkk.......!!!!”teriak sivia.
Alvin hanya diam saja. Dia memeluk Sivia dengan erat. Airmata Sivia terus mengalir, sampai akhirnya hujan turun dengan derasnya. Airmata Sivia mengalir bersama tetesan hujan.

1 komentar: